Menghadapi era modern yang penuh dengan inovasi dan perkembangan teknologi, riset menjadi faktor kunci dalam mendorong kemajuan suatu bangsa. Namun, di Indonesia, riset masih sering dipandang sebagai pengeluaran belanja, bukan sebagai bentuk investasi jangka panjang. Perspektif ini menyebabkan alokasi dana untuk riset cenderung minim, baik dari sektor pemerintah maupun swasta. Padahal, riset memiliki potensi besar untuk menghasilkan solusi bagi berbagai tantangan yang dihadapi masyarakat, mulai dari teknologi, kesehatan, hingga ketahanan pangan.

Di sisi lain, tren investasi menunjukkan kecenderungan yang berbeda. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak modal mengalir ke sektor startup dan perusahaan rintisan. Bisnis berbasis teknologi memang menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat, sehingga menarik minat para investor. Fenomena ini terlihat jelas di Indonesia, yang mencatat pertumbuhan startup tertinggi di Asia Tenggara. Sayangnya, tidak semua startup mampu bertahan, dan banyak yang akhirnya gagal sebelum mencapai tahap keberlanjutan.

Jika dibandingkan, riset justru menawarkan hasil yang lebih terukur dan dapat dipertanggungjawabkan. Riset, baik dalam bidang sains maupun teknologi, selalu menghasilkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan penting yang pada akhirnya dapat mendorong inovasi. Keberhasilan riset tidak hanya berkontribusi pada satu sektor tertentu, tetapi juga membuka peluang bagi berbagai bidang lainnya, seperti industri manufaktur, kesehatan, dan energi terbarukan.

Selain itu, investasi dalam riset membawa dampak yang lebih luas bagi ekosistem ilmu pengetahuan dan pendidikan. Ketika riset mendapat dukungan yang memadai, akan lahir lebih banyak peneliti dan inovator yang mampu menghasilkan temuan-temuan baru. Inovasi ini kemudian dapat diterapkan dalam industri, menciptakan lapangan pekerjaan, serta meningkatkan daya saing negara di tingkat global.

Sayangnya, masih banyak pihak yang belum menyadari bahwa riset adalah investasi yang lebih aman dibandingkan dengan menanamkan modal pada bisnis yang penuh ketidakpastian. Jika ekosistem riset diperkuat, hasilnya tidak hanya dapat dimanfaatkan oleh komunitas akademik, tetapi juga oleh dunia industri dan masyarakat luas. Di negara-negara maju, seperti Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat, riset telah terbukti menjadi fondasi utama dalam membangun kekuatan ekonomi dan teknologi mereka.

Untuk mewujudkan hal serupa, Indonesia perlu mengubah paradigma yang selama ini menghambat perkembangan riset. Pemerintah dan sektor swasta harus melihat riset sebagai strategi jangka panjang yang mendukung keberlanjutan pembangunan. Dengan kebijakan yang tepat serta alokasi dana yang cukup, riset dapat menjadi pilar utama dalam menciptakan solusi bagi tantangan masa depan, memperkuat daya saing global, dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.

Perubahan ini membutuhkan komitmen dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, akademisi, hingga dunia usaha. Dengan membangun budaya investasi dalam riset, Indonesia dapat bergerak menuju era di mana ilmu pengetahuan dan inovasi menjadi pendorong utama kemajuan bangsa. Saatnya meninggalkan pola pikir lama dan mulai melihat riset sebagai aset berharga yang akan membawa manfaat besar bagi masa depan.

Penulis: Ayu Oktaviasni

Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *