Memaknai Kebebasan sebagai Bentuk Kekuatan
Apa artinya menjadi benar-benar bebas? Apakah kebebasan itu sekadar bebas dari belenggu eksternal, atau justru kebebasan terbesar adalah kemampuan kita mengendalikan diri sendiri? Dalam dunia yang penuh tuntutan, opini, dan tekanan sosial, kebebasan sering disalahartikan sebagai kebolehan untuk melakukan apa saja. Namun, sebagaimana dikemukakan oleh filsuf liberal John Stuart Mill, kebebasan sejati terletak pada individu: pada ruang batin yang memungkinkan seseorang berpikir, berkata, dan bertindak menurut kesadarannya sendiri, selama tidak merugikan orang lain.
Mill dalam On Liberty menegaskan pentingnya kebebasan individu sebagai syarat utama kemajuan masyarakat. Baginya, individu adalah pemilik otoritas tertinggi atas dirinya sendiri, bukan negara, bukan agama, bahkan bukan moralitas publik. Namun, apakah kebebasan ini merupakan bentuk keleluasaan atau justru ujian kekuatan? Di sinilah pertanyaan filosofis menjadi relevan:
Apakah kita cukup kuat untuk bertanggung jawab atas kebebasan kita sendiri?
Apakah kebebasan tanpa kendali adalah kebebasan atau kekacauan?
Dan lebih jauh lagi, apakah mungkin kebebasan sejati hanya dimiliki oleh mereka yang memahami batasnya?
Kebebasan menjadi kekuatan ketika ia melahirkan self-mastery—penguasaan diri.
Seseorang yang bebas namun tidak mampu memilih secara bijak, tidak sedang menggunakan kekuatannya, melainkan menjadi budak dari dorongan sesaat. Mill percaya bahwa melalui kebebasan berpikir dan berekspresi, manusia akan bertumbuh secara moral dan intelektual. Justru dari konflik gagasan dan pertentangan nilai, lahirlah individu yang tangguh dan matang. Maka, kebebasan bukanlah hadiah, tetapi arena pertarungan batin yang menuntut kekuatan untuk berpikir kritis, menerima perbedaan, dan menolak dominasi mayoritas.
Dalam konteks modern, pertanyaannya adalah, apakah kita cukup kuat untuk menolak arus pendapat yang populer namun salah?, apakah kita berani berbeda, jika perbedaan berarti kesepian?, ataukah kita hanya mengejar kenyamanan sosial, lalu menyebutnya kebebasan?
Kebebasan bukanlah tentang tidak memiliki batas, melainkan tentang memilih dengan sadar batas mana yang bermakna. Seperti api yang memberi terang jika terarah, kebebasan adalah kekuatan yang membangun jika disertai tanggung jawab. Maka, memaknai kebebasan sebagai bentuk kekuatan adalah memahami bahwa menjadi manusia merdeka bukan soal lepas dari kendali orang lain, tetapi menjadi tuan atas diri sendiri.
Penulis: Mahendra